Abu Bakar as Shiddiq terkenal seorang yg wara' (berhati-hati). Beliau seorang yg sangat teliti mengenai soal pakaian dan makanan. Apabila dihidangkan makanan, beliau tidak begitu saja memakannya, tetapi diselidikinya terlebih dahulu apakah betul-betul halal?. Beliau suka berkata, "Darimana atau dari siapa, dan bagaimana didapatnya?". Dan setelah beliau yakin bena...r bahwa makanan itu halal, barulah dimakannya. Tetapi kalau tidak, atau beliau masih ragu-ragu, beliau tidak segan-segan minta maaf untuk tidak memakannya atau mengucapkan terimakasih dan menahan diri daripadanya.
Pada suatu hari datang seorang abid (ahli ibadah) dengan membawa dan menghidangkan makanan kehadapan beliau. Kebetulan sekali pada waktu itu beliau sedang dalam keadaan lapar, memang benar-benar tidak ada makanan di rumahnya.
Dengan pandangan seorang yg lapar melihat makanan yg tampaknya enak pula, beliau mulai makan, tanpa mengadakan tanya jawab atau menyelidiku dulu sebagaimana biasanya. Setelah beberapa suap, beliau teringat dan berhenti makan. Beliau terus memanggil abid yg membawa makanan tadi dan menanyakan sumber makanan tersebut. Ternyata menurut pandangan beliau makanan itu terdapat sedikit syubhat (samar-samar antara haram dan halal). Dengan segera beliau berlari keluar sambil memasukkan jari telunjuknya ke dalam kerongkongan untuk memuntahkan makanan itu kembali. Beliau usahakan dengan bantuan air hangat, sehingga bersih benar.
Ketika beliau memuntahkan dan membersihkan mulutnya, ada orang yg melihat dan bertanya, "Apakah tuan lakukan ini semua karena hanya satu suapan saja?". Beliau menjawab, "Demi ALLAH, jika makanan tadi tidak mau keluar melainkan dengan nafasku, niscaya akan keluar juga. AKu telah mendengar Rosulullah saw bersabda :
"Setiap daging yang tumbuh dari sumber yang haram, api neraka lebih berhak baginya". (Pembersihan Jiwa, 2001)
SUMBER:SUDAHKAH KAMU TAHU
Uang kertas Rp.1000 dan Rp.100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak serta diedarkan oleh Bank Indonesia. Secara kasat mata mereka memang tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Secara bersamaan mereka dibuat, keluar dan beredar di tengah-tengah masyarakat melalui Bank Indonesia. Beberapa bulan kemudian, secara tidak sengaja mereka bertemu di salah satu dompet seorang anak muda. Kemudian, terjadilah percakapan diantara mereka, Rp.100.000 bertanya kepada Rp.1000. “Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau?!”. Lalu di jawab oleh uang Rp.1000, “Karena, setelah aku keluar dari Bank, aku langsung berada di tangan orang-orang bawahan. Dari tukang becak, tukang ojek, tukang parkir, penjual sayur, penjual ikan, bahkan sampai di tangan pengemis”. Lalu uang Rp.1000 bertanya kembali kepada Rp.100.000. “Kenapa kamu masih tampak kelihatan seperti masih baru, rapi dan bersih??”. Di jawab oleh uang Rp.100.000. “Karena begitu aku keluar dari bank, aku langsung di sambu
Comments
Post a Comment